Mukhtarul Ahadis

Terjemah Kitab Mukhtarul Ahadis: 27. Orang yang Dikucilkan Allah

(Foto: Muhamad Basuki)

اثنانِ لا يَنْظُرُ اللهُ إليهما يومَ القيامةِ، قاطعُ الرَّحِمِ، وجارُ السُّوءِ.

Dua golongan manusia yang Allah SWT tidak akan melihat ke arah mereka berdua pada hari kiamat: Orang yang memutuskan silaturahim dan tetangga (jiran) yang jahat. (Riwayat ad-Dailami melalui Anas r.a.)

Penjelasan:

Laa yanzhurullaahu, maknanya Allah tidak mau memperhatikan kedua orang tersebut. Maksudnya ialah Allah Swt. tidak mau memberikan rahmat kepada keduanya. Atau dengan kata lain, Allah Swt. murka terhadap keduanya.

Kalak di hari kiamat, Allah Swt. tidak akan memberikan rahmat kepada orang yang memutuskan hubungan silaturahmi, bahkan sebaliknya Allah murka terhadapnya. karena silaturahmi adalah hal yang diperintahlan oleh Allah Swt. agar hubungan dipelihara. Dalam hadis lain disebutkan bahwa Allah Swt. berfirman, "Aku akan berhubungan dengan orang yang mau menghubungkanmu, dan memutuskan hubungan dengan orang yang pmemutuskanmu." Demikianlah firman Allah Swt. kepada orang yang bersilaturahmi sewaktu Dia menjalinkannya. Dalam hadis lainnya disebutkan, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, maka hendaklah ia menghubungkan silaturahmi."

Dalam pembahasan yang lalu telah kami sebutkan bahwa menghormati tetangga hukunya wajib. Apabila ada orang yang berbuat jahat kepada tetangganya, berarti ia melanggar perintah Allah. Dan barangsiapa yang melanggar perintah Allah, aka pada hari kiamat kelak ia akan dijauhkan dari rahmat-Nya dan didekatkan kepada siksaan-Nya.

Catatan

Menurut Muḥammad Nāṣir al-Dīn al-Albānī (wafat: 1420H/1999), hadis ini adalah maudhu` atau palsu. Maksud hadis maudhu adalah segala sesuatu yang dinisbatkan kepada Rasulullah Saw., baik perbuatan, perkataan, ataupun taqrirnya secara rekaan atau dusta semata-mata.

Kendati demikian, ada hadis lain riwayat Imam Bukhari dalam Kitab Adab, Bab Dosa memutus silatu rahim, dan riwayat Muslim dalam Kitab Berbuat Baik, Menyambut Silaturahmi dan Adab, Bab Silaturahmi dan haramnya untuk memutuskannya sebagai berikut,

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَنَّ مُحَمَّدَ بْنَ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ قَالَ إِنَّ جُبَيْرَ بْنَ مُطْعِمٍ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ


Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami Al Laits dari 'Uqail dari Ibnu Syihab bahwa Muhammad bin Jubair bin Muth'im berkata: bahwa Jubair bin Muth'im telah mengabarkan kepadanya bahwa dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak akan masuk surga orang yang memutus tali silaturrahmi." (Shahih Bukhari: 5525)

حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَابْنُ أَبِي عُمَرَ قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ قَالَ ابْنُ أَبِي عُمَرَ قَالَ سُفْيَانُ يَعْنِي قَاطِعَ رَحِمٍ

Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb dan Ibnu Abu 'Umar keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Az Zuhri dari Muhammad bin Jubair bin Muth'im dari Bapaknya dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan." Ibnu Abu 'Umar berkata: Sufyan berkata: 'Yaitu yang memutuskan silaturrahmi.' (Shahih Muslim: 4636)

Terkait tetangga yang jahat, Imam ad-Dzahabi dalam kitabnya, al-Kabair, menyebut dosa besar ke-52 adalah menyakiti tetangga.

Menurut ad-Dzahabi, dosa besar adalah perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt. dan Rasul-Nya di dalam al-Kitab, Sunnah, dan Atsar para sahabat yang mengakibatkan hukuman atau had atau diancam siksa di akhirat atau kemurkaan yang besar dari Allah atau mendapat laknat Nabi Muhammad Saw..

Rasulullah Saw. bersabda, "Demi Allah, tidaklah beriman, Demi Allah, tidaklah beriman". Seseorang bertanya, "Siapa Rasulullah?" Belia bersabda, "Barangsiapa yang tetangganya tidak aman dari kejahatannya". (Riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

Rasulullah Saw. pernah ditanya tentang dosa yang paling besar menurut Allah. Beliau menuturkan tiga hal, Engkau membuat sekutu bagi Allah yang menciptakan kamu, engkau membunuh anakmu karena takut dia hendak makan bersamamu, dan engkau berzina dengan istri tetanggamu. (Hadis Riwayat Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Nasai'i dari Abdullah bin Mas`ud r.a.)

Penulis/Pewarta: Muhamad Basuki
Editor: Abu Halima
©2025 Al-Marji

TAGS:

Berita Terkait