Terjemah Fathul Qarib - Bab Tayammum: Syarat-Syarat Tayammum

(rsudsekarwangi.sukabumikab.go.id)

(فَصْلٌ) فِي التَّيَمُّمِ

(Fasal) menjelaskan tentang tayammum.

وَفِيْ بَعْضِ نُسَخِ الْمَتْنِ تَقْدِيْمُ هَذَا الْفَصْلِ عَلَى الَّذِيْ قَبْلَهُ

Dalam sebagian redaksi matan, mendahulukan fasal ini dari pada fasal sebelumnya.

وَالتَّيَمُّمُ لُغَةً الْقَصْدُ وَشَرْعًا إِيْصَالُ تُرَابٍ طَهُوْرٍ لِلْوَجْهِ وَالْيَدَّيْنِ بَدَلًا عَنْ وُضُوْءٍ أَوْ غُسْلٍ أَوْ غَسْلِ عُضْوٍ بِشَرَائِطَ مَخْصُوْصَةٍ

Tayammum secara bahasa bermakna menyengaja. Dan secara syara’ adalah mendatangkan debu suci mensucikan pada wajah dan kedua tangan sebagai pengganti dari wudlu’, mandi atau membasuh anggota dengan syarat-syarat tertentu.

تُرَاب : tanah, debu, bumi, landasan
عُضْو : organ, bagian badan, anggota badan, anggota, anggauta, organ

Syarat-Syarat Tayammum

(وَشَرَائِطُ التَّيَمُّمِ خَمْسَةُ أَشْيَاءَ:) وَفِيْ بَعْضِ نُسَخِ الْمَتْنِ خَمْسُ خِصَالٍ

Syarat-syarat tayammum ada lima perkara. Dalam sebagian redaksi matan menggunakan bahasa “khamsu khishalin (lima hal)”.

أَحَدُهَا (وُجُوْدُ الْعُذْرِ بِسَفَرٍ أَوْ مَرَضٍ

Salah satunya adalah ada udzur sebab bepergian atau sakit.

عُذْر : alasan, dalih, helah, pembelaan

وَ) الثَّانِيْ (دُخُوْلُ وَقْتِ الصَّلَاةِ) فَلَا يَصِحُّ التَّيَمُّمُ لَهَا قَبْلَ دُخُوْلِ وَقْتِهَا

Yang kedua adalah masuk waktu sholat. Maka tidak sah tayammun untuk sholat yang dilakukan sebelum masuk waktunya.

(وَ) الثَّالِثُ (طَلَبُ الْمَاءِ) بَعْدَ دُخُوْلِ الْوَقْتِ بِنَفْسِهِ أَوْ بِمَنْ أَذِنَ لَهُ فِيْ طَلَبِهِ فَيَطْلُبُ الْمَاءَ مِنْ رَحْلِهِ وَرُفْقَتِهِ

Yang ketiga adalah mencari air setelah masuknya waktu sholat, baik diri sendiri atau orang lain yang telah ia beri izin. Maka ia harus mencari air di tempatnya (sendiri) dan temannya.

فَإِنْ كَانَ مُنْفَرِدًا نَظَرَ حَوَالَيْهِ مِنَ الْجِهَاتِ الْأَرْبَعِ إِنْ كَانَ بِمُسْتَوٍ مِنَ الْأَرْضِ

Jika ia sendirian, maka cukup melihat ke kanan kirinya dari ke empat arah, jika ia berada di dataran yang rata.

حَوَالَيْهِ : di sekelilingnya

فَإِنْ كَانَ فِيْهَا ارْتِفَاعٌ وَانْخِفَاضٌ تَرَدَّدَ قَدْرَ نَظَرِهِ

Jika ia berada di tempat yang naik turun, maka harus berkeliling ke tempat yang terjangkau oleh pandangan matanya.

اِرْتِفَاع : tinggi, ketinggian, kebesaran, kehebatan, nyaring
اِنْخَفَضَ - يَنْخَفِضُ : menetes, turun, berkurang, merosot, dikurangi
تَرَدَّدَ - يَتَرَدَّدُ : ragu-ragu, canggung

(وَ) الرَّابِعُ (تَعَذُّرُ اسْتِعْمَالِهِ) أَيِ الْمَاءِ

Dan yang ke empat adalah sulit menggunakan air.

بِأَنْ يَخَافَ مِنِ اسْتِعْمَالِ الْمَاءِ عَلَى ذَهَابِ نَفْسٍ أَوْ مَنْفَعَةِ عُضْوٍ

Dengan gambaran jika menggunakan air, ia khawatir akan kehilangan nyawa atau fungsi anggota badan.

وَيَدْخُلُ فِي الْعُذْرِ مَا لَوْ كَانَ بِقُرْبِهِ مَاءٌ وَخَافَ لَوْ قَصَدَهُ عَلَى نَفْسِهِ مِنْ سَبُعٍ أَوْ عَدُوٍّ أَوْ عَلَى مَالِهِ مِنْ سَارِقٍ أَوْ غَاصِبٍ

Termasuk udzur adalah seandainya di dekatnya ada air, namun jika mengambilnya, ia khawatir pada dirinya dari binatang buas atau musuh, atau khawatir hartanya akan diambil oleh pencuri atau orang yang ghasab.

وَيُوْجَدُ فِيْ بَعْضِ نُسَخِ الْمَتْنِ فِيْ هَذَا الشَّرْطِ زِيَادَةٌ بَعْدَ تَعَذُّرِ اسْتِعْمَالِهِ وَهِيَ (وَإِعْوَازُهُ بَعْدَ الطَّلَبِ).

Di dalam sebagian redaksi matan, tepat di dalam syarat ini, di temukan tambahan setelah syarat sulit menggunakan air, yaitu membutuhkan air setelah berhasil mendapatkannya.

(وَ) الْخَامِسُ (التُّرَابُ الطَّاهِرُ) أَيِ الطَّهُوْرُ غَيْرُ الْمَنْدِيِّ

Yang kelima adalah debu suci, maksudnya debu suci mensucikan dan tidak basah.

وَيَصْدُقُ الطَّاهِرُ بِالْمَغْصُوْبِ وَتُرَابِ مَقْبَرَةٍ لَمْ تُنْبَشْ

Debu suci mencakup debu hasil ghasab dan debu kuburan yang tidak digali.

وَيُوْجَدُ فِيْ بَعْضِ الْنَسْخِ زِيَادَةٌ فِيْ هَذَا الشَّرْطِ وَهِيَ (الَّذِيْ لَهُ غُبَارٌ فَإِنْ خَالَطَهُ جَصٌّ أَوْ رَمْلٍ لَمْ يَجُزْ)

Di dalam sebagian redaksi matan, ditemukan tambahan di dalam syarat ini, yaitu debu yang memiliki ghubar. Sehingga, jika debu tersebut tercampur oleh gamping atau pasir, maka tidak diperbolehkan.

وَهَذَا مُوَافِقٌ لِمَا قَالَهُ النَّوَاوِيُّ فِيْ شَرْحِ الْمُهَذَّبِ وَالتَّصْحِيْحِ

Dan ini sesuai dengan pendapat imam an Nawawi di dalam kitab Syarh Muhadzdzab dan at Tashhih.

لَكِنَّهُ فِي الرَّوْضَةِ وَالْفَتَاوَى جَوَّزَ ذَلِكَ

Akan tetapi di dalam kitab ar Raudlah dan al Fatawa, beliau memperbolehkan hal itu.

وَيَصِحُّ التَّيَمُّمُ أَيْضًا بَرَمَلٍ فِيْهِ غُبَارٌ

Dan juga sah melakukan tayammum dengan pasir yang ada ghubar–nya.

غُبَار : debu

وَخَرَجَ بِقَوْلِ الْمُصَنِّفِ التُّرَابُ غَيْرُهُ كَنَوْرَةٍ وَسَحَاقَةِ خَزَفٍ

Dengan ungkapan mushannif “debu”, mengecualikan selain debu seperti gamping dan remukan genteng.

وَخَرَجَ بِالطَّاهِرِ النَّجَسُ

Dikecualikan dengan debu yang suci yaitu debu najis.

وَأَمَّا التُّرَابُ الْمُسْتَعْمَلُ فَلَا يَصِحُّ التَّيَمُّمُ بِهِ

Adapun debu musta’mal, maka tidak syah digunakan tayammum.

Catatan:

تُرَاب : tanah, debu, bumi, landasan
طِيْن : tanah liat, lumpur, lempung, bubur lim, adukan semen, plester, kotoran
صَعِيْد : tanah tinggi, dataran tinggi
غُبَار : debu
هَبَاء : debu, partikel debu, sebutir debu

Persamaan kata (ترابٌ)

ترابٌ : (مُرادِفَاتٌ) (اِسمٌ) أَوْكَح، حَجَر، صَلْب

Persamaan kata (غُبَارٌ)

غُبَارٌ : (مُرادِفَاتٌ) (اِسمٌ) غَبْرَة، قَتَام، قَتَرَة، هَبَاء، هَبْوَة

Penulis/Pewarta: Mualif
Editor: Abu Halima
©2025 Al-Marji

TAGS:

Berita Terkait