Mukhtarul Ahadis

Terjemah Kitab Mukhtarul Ahadis: 18. Berlaku Adil Terhadap Anak

(Foto: fosterline.info)

اتَّقوا اللهَ واعدِلوا في أولادِكم

Bertakwalah kalian kepada Allah, dan berlaku adillah di antara anak-anak kalian. (Riwayat al-Numan)

Mufradat

اتَّقوا : bertakwalah kalian (sighat fi'il amar, dhamir mustatir mukhatab jama')

اعدِلوا : berbuat adillah kalian (sighat fi'il amar, dhamir mustatir mukhatab jama')

أولادِ : Anak-anak (sighat jama' taksir dari kata waladun [ولد])

Catatan

Dalam hadis yang lain berkaitan dengan perintah adil terhadap anak, Imam al-Bukhari meriwayatkan,

عَنْ النُّعْمَانِ قَالَ: سَأَلَتْ أُمِّي أَبِي بَعْضَ الْمَوْهِبَةِ فَوَهَبَهَا لِي، فَقَالَتْ: لاَ أَرْضَى حَتَّى أُشْهِدَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: فَأَخَذَ أَبِي بِيَدِي وَأَنَا غُلاَمٌ، فَأَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ أُمَّ هَذَا ابْنَةَ رَوَاحَةَ طَلَبَتْ مِنِّي بَعْضَ الْمَوْهِبَةِ، وَقَدْ أَعْجَبَهَا أَنْ أُشْهِدَكَ عَلَى ذَلِكَ، قَالَ: يَا بَشِيرُ، أَلَكَ ابْنٌ غَيْرُ هَذَا؟ قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: فَوَهَبْتَ لَهُ مِثْلَ مَا وَهَبْتَ لِهَذَا؟ قَالَ: لَا، قَالَ: فَلاَ تُشْهِدْنِي إِذًا، فَإِنِّي لاَ أَشْهَدُ عَلَى جَوْرٍ

Dari an-Nu’man (bin Basyir), beliau Radhiyallahu anhu berkata, “Ibu saya meminta hibah kepada ayah, lalu memberikannya kepada saya. Ibu berkata, ‘Saya tidak rela sampai Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi saksi atas hibah ini.’ Maka ayah membawa saya –saat saya masih kecil- kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, ‘Wahai Rasûlullâh, ibunda anak ini, ‘Amrah binti Rawahah memintakan hibah untuk si anak dan ingin engkau menjadi saksi atas hibah.’ Maka Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, ‘Wahai Basyir, apakah engkau punya anak selain dia?’ ‘Ya.’, jawab ayah. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya lagi, ‘Engkau juga memberikan hibah yang sama kepada anak yang lain?’ Ayah menjawab tidak. Maka Rasûlullâh berkata, ‘Kalau begitu, jangan jadikan saya sebagai saksi, karena saya tidak bersaksi atas kezhaliman.’ “ [HR. al-Bukhâri no. 1623]

Ketidak adilan kepada siapapun adalah bentuk kezaliman. Dampak dari ketidak adilan di masyarakat adalah terjadinya konflik sosial yang bermuara dari kecemburuan dan perasaan dizalimi.

Ketidak adilan dalam keluarga akan meruntuhkan nilai kebersamaan dan kasih sayang. Rasulullah Saw. sampai mewanti-wanti dalam wasiatnya untuk berlaku adil terhadap keluarga, terutama anak-anak.***

Penulis/Pewarta: Muhamad Basuki
Editor: Abu Halima
©2023 Al-Marji

TAGS:

Berita Terkait