Mukhtarul Ahadis

Terjemah Kitab Mukhtarul Ahadis: 19. Firasat Orang Beriman

(Foto: al-Fatih Media)

اتَّقوا فِراسةَ المُؤمِنِ فإنَّه ينظُرُ بنُورِ اللهِ

Takutlah kalian terhadap firasat orang yang (benar-benar) beriman, karena sesungguhnya dia melihat dengan cahaya Allah. (Riwayat Turmudzi)

Penilaian hadis

Hadis ini diriwayatkan oleh beberapa sahabat, yakni Abu Sa'id al-Khudri, Abu Amamah al-Bahili, Abdullah bin Umar dan lain-lain dan dinilai beragam oleh ahli hadis.

Ash-Shagani dalam Darul al-Multaqat menilai maudu'.

Syu'aib al-Arnauth (w. 2016), Albani (w. 1999), adz-Dzahabi (w. 748 H) menilainya dhaif,  Ibnu Jauzi menilai tidak shahih.

At-Thabrani (w. 360 H) dalam Mu'jam al-Ausath, Ibnu A'di, Abu Nu'aim menyebutkan Abu Amamah menyendiri dalam meriwayatkan hadis ini.

Imam As-Suyuti (w. 1505) menilainya hasan.

Al-Haitsami (w. 807 H) dalam Mu'jam al-Zawaid menilai sanadnya shahih.

Khatib al-Baghdadi (w. 1071/463 H) menilai Amr bin Qais al-Malai الصواب (benar, akurat).

Catatan

Hadis ini senada dengan hadis riwayat Imam Bukhari melalui Abu Hurairah Ra. tentang keutamaan orang-orang yang (benar-benar) beriman kepada Allah Swt.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِنَّ اللَّهَ قَالَ مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ اذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ وَمَا تَقَرَّبَ اِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ اَحَبَّ اِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ اِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى اُحِبَّهُ فَاِذَا اَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَاِنْ سَاَلَنِي لَاُعْطِيَنَّهُ وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَاُعِيذَنَّهُ وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيْءٍ اَنَا فَاعِلُهُ تَرَدُّدِي عَنْ نَفْسِ الْمُؤْمِنِ يَكْرَهُ الْمَوْتَ وَاَنَا اَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allah berfirman: Siapa yang memusuhi wali-Ku, maka Aku umumkan perang kepadanya, dan hamba-Ku tidak bisa mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada yang telah Aku wajibkan, jika hamba-Ku terus menerus mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan sunnah, maka Aku mencintai dia, jika Aku sudah mencintainya, maka Akulah pendengarannya yang ia jadikan untuk mendengar, dan pandangannya yang ia jadikan untuk memandang, dan tangannya yang ia jadikan untuk memukul, dan kakinya yang dijadikannya untuk berjalan, jikalau ia meminta-Ku, pasti Kuberi, dan jika meminta perlindungan kepada-Ku, pasti Ku-lindungi. Dan aku tidak ragu untuk melakukan sesuatu yang Aku menjadi pelakunya sendiri sebagaimana keragu-raguan-Ku untuk mencabut nyawa seorang mukmin yang ia (khawatir) terhadap kematian itu, dan Aku sendiri khawatir ia merasakan kepedihan sakitnya." (HR Bukhari)

Penulis/Pewarta: Muhamad Basuki
Editor: Abu Halima
©2023 Al-Marji

TAGS:

Berita Terkait