Ilmu Nahwu

Pengertian Idhafah (الإضافة) Syarat dan Contohnya dalam Kalimat

(Foto: i.ytimg.com)

Pengertian Idhafat

Secara bahasa idhafah (الإضافة) merupakan bentuk isim masdar dari kata "أضاف" yakni "أَضَافَ - يُضِيْفُ - إِضَافَةً" yang artinya penggabungan, yakni menggabungkan dua kata menjadi satu rangkaian. Dalam bahasa Indonesia, idhafah mirip dengan kata majemuk. Dalam idhafah terdapat dua kata benda (isim) yang membentuk satu pengertian. Kata pertama disebut mudhaf (yang bersandar) dan kata kedua disebut mudhaf ilaih (yang disandari).

Dengan kata lain "mudhaf itu 'bersandar' kepada mudhaf ilaih".

Dalam wikipedia bahasa Arab disebutkan:

الإضافة في اللغةِ العربِيَّةِ هيَ نسبةٌ بين لفظتين

Idhafat dalam Bahasa Arab adalah hubungan (nisbah) antara dua lafazh.

Makna kalimat idhafat

a. Al-Idhafah al-Lamiyah (الإضافة اللامية)

Yaitu idhafah yang mengandung makna milik atau kepunyaan. Dengan syarat mudhaf haruslah berupa kata benda undefinitive (نكره) dan mudhafun ilaih berupa orang atau yang di-orang-kan. Contohnya :

غلامُ زيدٍ = pembantu (milik) zaid

بيت الأستاذةِ = rumah (milik) guru itu

كتبُ أبائكم = buku-buku (milik) bapak kalian

غرفتى = kamar (milik)ku

حبيبةُ صاحبِ مروانِ = kekasih(nya) teman marwan

Pada idhafah ini ada kata yang memiliki peraturan khusus yakni:

آخ , فم , حم, أب, هن, ذو 

Kata-kata ini, jika dia berfungsi sebagai marfu' maka ditandai dengan waw, sedangkan jika dia berfungsi sebagai mansub maka ditandai dengan alif dan majrur dengan ya.

Contoh :

فمّو على = mulut(nya) Ali

فمّاه = mulut(nya) dia

ذوا الجوّالة = pemilik sepeda motor

ابو زيدٍ = bapak(nya) Zaid

اخا زلفة = saudara(nya) Zulfah

ذاالسيارة = pemilik mobil

b. Al-idhafah al-Bayaniyah (الإضافةُ البيانيّةُ)

Yaitu idhafah yang menyatakan penjelasan, mudhaf ilaih menjelaskan jenis atau bahan dari mudhaf. Contoh:

بابُ ساجٍ = Pintu (terbuat dari) jati

خاتمُ حديدٍ = Cincin (terbuat dari) besi

صحنُ السجاجِ = Piring (terbuat dari) kaca

حذاءُ السجاجِ = Sepatu (terbuat dari) kaca

c. Al-Idhafah Zharfiyah (الإضافة الظّرفيّة)

Yaitu idhafah yang menyatakan dimensi ruang atau waktu (situasional). Dengan catatan, mudhaf ilaih merupakan kata yang menunjukkan zharf dimensi atau ukuran ruang (makan) atau waktu (zaman), misalnya:

رفيقُ المدرسةِ = Taman (di dalam) sekolah

مسكانُ المدينةِ = Penduduk (di kota) madinah

أدواتُ المطبحِ = Perlengkapan (di dalam) dapur

مديرُ المدرسةِ = Kepala (di dalam) sekolah

سوقُ الليلِ = Pasar (di waktu) malam

نظمُ الجامعةِ = Peraturan (di dalam) kampus

d. Al-Idhafah Al-Adadiyah (الإضافة العدديّة)

yaitu idhafat yang menyatakan jumlah/bilangan benda. Dengan catatan, mudhaf harus berupa kata bilangan, sedangakan mudhaf ilaih berupa sesuatu benda yang dihitung dan dalam bentuk kata jamak. Apabila mudhaf ilaih berupa muannats maka mudhaf memakai bilangan mudzakkar, sedangkan apabila mudhaf ilaih berupa kata mudzakkar maka mudhaf harus memakai bilangan muannats. Namun perlu diingat, idhafah ini berlaku hanya beberapa bilangan saja. Contoh:

ثلاثةُ الأقلامِ = tiga (buah) pena

خمسةُ الطروقِ = lima (jenis) metode

خمسةُ سياراتٍ = lima (unit) mobil

أربعةُ كتبٍ = empat (buah) buku

الفُ رجالٍ = seribu (orang) laiki-laki

ستُّ بكورٍ = enam (orang) perawan

e. Al-Idhafah Tafdhliyah (الإضافة التّفضيليّة)

Idhafah yang menyatakan sifat sesuatu yang ter- atau paling. Dengan demikian, unsur mudhaf harus berupa kata sifat bentuk tafdil, sedangkan mudhaf berupa kata benda.

خيرُ الناسِ = Sebaik-baiknya manusia

أفضالُ العلمِ = Ilmu paling istimewa

أكرمُكمْ = Yang termulia diantara kalian

أفضالُ الصلاةِ = Shalat paling istimewa

أعلَى الدرجاتِ = Derajat tertinggi

Sedangkan menurut Syekh Syamsuddin Muhammad Araa’ ini membagi idhafah atas tiga bagian sesuai dengan maknanya. Yakni sebagai berikut:

1. Idhafah yang ditakdir mengandung makna lam, (اللام)

غلامُ زيدٍ = pelayan zaid, bermakna غلامٌ لزيدٍ

ثوبُ بكرٍ = pakaian bakar, bermakna ثوبٌ لبكرٍ

2. Idhafah yang ditakdir mengandung makna mim, (من )

ثوبُ خرّ = pakaian sutra, bermakna ثوبٌ مِنْ خرّ

بابُ ساجٍ = pintu kayu, bermakna بابٌ منن سجٍ

3. Idhafah yang ditakdir mengandung makna fii (في)

بَلْ مَكْرُ اللّيلِ = (tidak) sebenarnya tipu daya (mu) diwaktu malam (saba:33), bermakna بل مكرٌ فى اللّيلِ

يا صَاحِبَيِ السجْنِ = hai kedua teman ku dalam penjara (yusuf:39), bermakna يا صَاحِبَيَّ فى السجْنِ

Diambil dari beberapa sumber

Penulis/Pewarta: Muhamad Basuki
Editor: Abu Halima
©2023 Al-Marji

TAGS:

Berita Terkait