Khutbah Jumat: Tetaplah Beramal, Setiap Orang Dimudahkan Sesuai Penciptaanya
(Ilustrasi: istimewa)
Khutbah I
اَلْحَمْدُ للهِ حَمْداً يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِك. سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِك. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُه. خَيْرَ نَبِيٍّ أَرْسَلَه. أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيرْاً وَنَذِيْراً.اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَاماً دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
أَمَّا بَعْدُ. فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: وَنَفْسٍ وَّمَا سَوّٰىهَاۖ ﴿٧﴾ فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰىهَاۖ ﴿٨﴾ قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَاۖ ﴿٩﴾ وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰىهَاۗ ﴿١٠﴾
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,
Pertama-tama, khatib menyeru kepada hadirin sekalian agar senantiasa memuji Allah Swt., bershalawat kepada Rasulullah Saw., dan senantiasa memperbaiki kualitas ketakwaan dan keimanan kepada Allah Swt.
Sebab, dengan takwa inilah manusia memperoleh derajat kemuliaan di sisi Allah Swt. sebagaimana firman-Nya:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
"Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (Al-Hujurat: 13)
Dengan takwa juga, Allah menjanjikan surga-Nya dan memberikan jalan keluar dari semua persoalan hidup di dunia serta memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,
Kita sebagai manusia, yang terdiri dari ruhani dan jasmani ini, diciptakan Allah Swt. dalam tahapan-tahapan. Jasmani (jasad) dibuat dari bahan dasar saripati tanah. Selanjutnya menjadi sperma (nuthfah), lalu bercampur dengan sel telur dan menjadi segumpal darah ('alaqah) di dalam rahim ibu, kemudian menjadi segumpal daging (mudhghah). Selanjutnya Allah meniupkan ruh pada janin tersebut. Secara bertahap janin menjadi manusia sempurna yang terdiri dari daging, darah, tulang, kulit, dan lain-lain serta ruh atau jiwa dengan segala potensinya. Allah Swt. berfirman di dalam surat al-Hajj ayat 5:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَاِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُّضْغَةٍ
Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging ... (al-Hajj:5)
Rasulullah Saw. bersabda:
اِنَّ اَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ اُمِّهِ اَرْبَعِينَ يَوْمًا ثُمَّ يَكُونُ فِي ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُونُ فِي ذَلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ
Sesungguhnya seorang manusia mulai diciptakan dalam perut ibunya setelah diproses selama empat puluh hari. Kemudian menjadi segumpal darah pada empat puluh hari berikutnya. Lalu menjadi segumpal daging pada empat puluh hari berikutnya ... (HR. Muslim)
Setelah umur janin 120 hari atau empat menuju lima bulan, Allah Swt. meniupkan ruh-Nya ke dalam janin tersebut. Dan ketahuilah, kata Imam al-Ghazali, ruh itu adalah unsur yang berdiri sendiri yang bekerja di dalam badan kita.
Janin, jika sudah berumur 120 hari, dia sudah menjadi manusia sempurna dalam arti sudah memiliki jasad dan ruh. Maka, seseorang tidak diperbolehkan menggugurkan kandungan yang sudah berumur lebih dari 120 hari itu. Jika hal itu dilakukan, maka perbuatan tersebut dinilai seperti membunuh manusia yang hidup. Tindakan itu merupakan suatu kejahatan yang haram hukumnya dilakukan oleh seorang Muslim serta dinilai sebagai dosa besar.
Selanjutnya, hikmah dari diciptakan manusia secara bertahap adalah Allah mengajarkan kepada hamba-Nya untuk bertindak tenang dan tidak tergesa-gesa. Lakukanlah sesuatu sesuai kapasitas yang dimiliki, naikilah anak tangga kehidupan dan limu secara bertahap, janganlah dulu memikirkan atap jika sedang membangun pondasi.
Sedangkan proses perkembangan tubuh manusia dalam kaitan dengan ibadah, terkait hal tersebut, ada satu hadis Nabi Saw. yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Muslim dan lain-lain, bahwa pemuda yang bertumbuh (ototnya membesar, tenaganya menguat, tulangnya mengeras, tubuhnya meninggi) dalam beribadah kepada Allah, maka masa pertumbuhan itu bisa menjadi wasilah ia akan memperoleh perlindungan pada hari kiamat dimana tidak ada perlindungan kecuali perlindungan Allah.
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,
Sesungguhnya Allah Swt. mengetahui keadaan seluruh makhluknya sebelum dan sesudah penciptaannya. Maka, tidak ada satupun keadaan berupa iman, taat, kafir, maksiat, bahagia, dan celaka, semua sudah ditentukan Allah sesuai dengan kehendak-Nya, keadilan-Nya, dan ilmu-Nya.
Tugas kita adalah beramal sebanyak mungkin, sebaik mungkin, berbuat berdasakan ilmu dan iman yang kokoh, karena kebaikan akan menumbuhkan kebaikan yang lain sedangkan dosa dan maksiat akan melahirkan kesengsaraan dan malapetaka.
Rasulullah Saw. bersabda:
اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ اَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ اَهْلِ السَّعَادَةِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ اَهْلِ السَّعَادَةِ وَاَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ اَهْلِ الشَّقَاءِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ اَهْلِ الشَّقَاوَةِ
"Beramallah kalian, karena setiap orang akan dimudahkan kepada yang dicipta baginya. Barangsiapa yang diciptakan sebagai Ahlus Sa'adah (penduduk surga), maka ia akan dimudahkan untuk mengamalkan amalan Ahlus Sa'adah. Namun, barangsiapa yang diciptakan sebagai Ahlusy Syaqa' (penghuni neraka), maka ia akan dimudahkan pula untuk melakukan amalan Ahlusy Syaqa'." (HR. Bukhari)
Maka kita benar-benar harus memperhatikan mana amalan ahli surga dan mana amalan ahli neraka. Amalan ahli surga adalah amal yang baik yang diridhoi Allah Swt., seperti shalat, zakat, puasa, infaq, shadaqoh, ramah, santun, adil, tanggungjawab, dan lain-lain. sedangkan amalan ahli neraka adalah amal buruk yang tidak di ridhai Allah Swt., seperti meninggalkan kewajiban, tidak shalat, tidak puasa, melakukan maksiat, sikap kasar, lidah kotor, pelit, dan lain-lain.
Yang terakhir dan penting diperhatikan, sesungguhnya keadaan manusia itu dinilai dari bagian akhirnya atau dengan kata lain bagaimana keadaan dia di akhir kehidupannya. Kita berharap dan berusaha sekuat tenaga agar akhir dari kehidupan kita dalam keadaan yang terbaik yakni dalam keadaan husnul khatimah. Kita berlindung kepada Allah Swt. dari akhir kehidupan yang buruk atau su'ul khatimah.
يا مُقلِّبَ القُلوبِ ثبِّتْ قلبي على دينِك
Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu. (HR. Ahmad)
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ.
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Penulis/Pewarta: Muhamad Basuki
Editor: Abu Halima
©2024 Al-Marji
TAGS:
Berita Terkait
- Khutbah Jumat: Menggapai Karunia Allah Swt. yang Agung dengan Melakukan Kebaikan
- Khutbah Jumat: Mari Mudahkan Urusan Orang Lain
- Khutbah Jumat: Tujuh Golongan yang Akan Memperoleh Lindungan Allah Swt. pada Hari Kiamat
- Khutbah Jumat: Tidak Diterima Kecuali yang Baik
- Khutbah Jumat: Pergunakan Dunia Sebagai Ladang untuk Meraih Keuntungan Akhirat
- Kumpulan Teks Khutbah Kedua Jumat (Bagian 1)
- Kumpulan Teks Khutbah Kedua Jumat (Bagian 2)
- Khutbah Jumat: Hendaklah Seorang Mukmin Menjadikan Kehidupan Akhirat Sebagai Tujuan
- Kumpulan Teks Khutbah Kedua Jumat (Bagian 3)
- Khutbah Jumat: Tujuh Amalan yang Pahalanya Akan Terus Mengalir
Baca Juga
- Tantangan Terbuka Kepada Siapapun Yang Sanggup Membuat Surat Semisal Al-Quran
- Zuhud itu Me-rileks-kan Jiwa dan Raga
- Terjemah Fathul Qarib - Bab Haid, Nifas, dan Istihadlah
- Terjemah Kitab Mukhtarul Ahadis: 30. Takabur
- Terjemahan Kitab at-Tadzkirah: Kematian Adalah Kafarat Bagi Setiap Muslim
- Khutbah Jumat: Tujuh Amalan yang Pahalanya Akan Terus Mengalir
- Download Terjemahan Kitab Nashaihul Ibad (PDF)
- Terjemah Fathul Qarib - Beberapa Mandi yang Disunatkan
- Download e-Book (PDF) Terjemah Kitab Tafsir Ibnu Abbas
- Terjemahan Riyadhus Shalihin: Bab 16. Perintah Memelihara Sunnah dan Adab-adabnya